Hingga kini faktor penyebab pasti timbulnya jerawat belum
diketahui namun faktor pemicunya dapat diketahui secara umum sebagai berikut :
- Kulit wajah yang kotor
- Ketidak seimbangan metabolisme hormonal
- Peyumbatan pori-pori
Kulit yang kotor menyebabkan tumbuhnya bakteri yang dapat
memicu timbulnya jerawat. Kulit mengalami peradangan dan bengkak memerah.
Kondisi ini mirip dengan gejala yang terjadi pada penyumbatan pada pori-pori
kulit di wajah. Pada penyumbatan pori-pori bisa menimbulkan komedo berupa
blackhead dan white head serta dapat menyebabkan infeksi yang membentuk
pustula. Penigkatan metabolisme hormonal juga sering dikaitkan dengan timbulnya
masalah jerawat pada remaja dan para wanita. Namun hingga saat ini pada ahli dermatologi
belum mendapatkan kesimpulan secara rinci mengenai hal ini.
Jerawat sering dikaitkan dengan sebum atau kelejar minyak
yang memproduksi minyak dibawah kulit. Dugaan ini adalah salah persepsi dan
tidak memiliki dasar yang kuat. Sebum adalah faktor penting dalam menjaga
kelembaban kulit wajah. Dengan adanya sebum yang stabil dapat memberikan
keuntungan kulit tetap elastis. Bila produksi minyak berlebihan maka perlu
diatasi dengan cara menstabilkan, bukan dengan cara menekan tingkat
produksinya. Kulit yang kotor akibat debu dan menumpuknya sel-sel kulit yang
mati dapat menyebabkan tersumbatnya pori-pori yang digunakan oleh kelenjar
minyak untuk menjaga kelembaban kulit. Metabolisme sebum yang terhambat oleh
sumbatan pada pori-pori inilah yang menyebabkan peradangan dan infeksi. Jadi
bukan sebum penyebab utamanya yang selama ini dianggap sebagai penyebab utama
timbulnya masalah jerawat. Menjelaskan secara detail tentang jerawat dan pengobatannya
sangat sulit karena dibutuhkan puluhan halaman yang meliputi :
- Jenis kulit
- Penyebab timbulnya
- Tipe jerawat dan subtipe jerawat
- Cara penangan dan perawatan
- Metoda dan jenis pengobatan
Atas dasar alasan tersebut maka pada tulisan disini sengaja
dibuat singkat dengan bahasa yang disesuaikan agar lebih mudah dipahami.
Berbagai macam jenis jerawat :
- Blackhead : Adalah
jenis komedo non infeksi akibat folikel yang
tersumbat berbentuk benjolan hitam.
- Whiteheads : Folikel tersumbat berbentuk benjolan putih
yang tampak
pada lapisan kulit.
- Papula : Jenis lesi yang mengalami peradangan berwarna
kemerahan yang sensitif dan terasa sakit.
- Pustula : Jenis lesi yang mengalami peradangan berisi
abses (nanah)
berwarna putih, kuning atau bermunculan dan dapat
menyebabkan
jaringan parut.
- Nodula : Lesi jerawat yang berkembang di bawah kulit
berisi nanah
tetapi keras saat disentuh.
- Kistik : Atau
cysts adalah lesi jerawat yang mengalami peradangan
dan berisi nanah. Secara umum terasa sakit.
Subtipe dari jerawat :
- Acne Vulgaris :
Jenis jerawat berbentuk kecil merata dibawah dan
dapat berkembang luas menyebabkan whitehead.
Jenis jerawat ini dikenal sulit untuk di obati.
- Acne Conglobata :
Jenis jerawat parah yang ditandai dengan abses
menyakitkan dan bekas
luka yang tidak teratur
serta memiliki sejumlah komedo besar yang
meradang,nodul dan saluran sinus dapat
terkuras.
- Acne
Fulminans : Bentuk parah dari acne conglobata yang disertai
gejala sistemik
yang mengerikan.
- Pyoderma Faciale : Kondisi kulit ini akan menunjukkan
kista, pustula
dan nodul yang tampak dalam semalam bila tidak
dibarengi dengan
acne vulgaris. Sedangkan acne
vulgaris bisa berlangsung sekitar setahun bahkan
lebih. Biasanya dialami oleh wanita direntang
usia 20 dan 40 tahun dengan serangan cepat.
-
Acne Mechanica : Adalah bentuk spesifik jerawat yang
dipicu oleh
panas berlebih, friksi
atau tekanan pada kulit.
Terjadi pada punggung, dada dan bokong.
- Gram-Negative Folliculitis : Jenis infeksi bakteri yang sangat
mirip jerawat yang sebenarnya hanya ruam
pustular.
Secara umum dermatologist menggunakan metoda pengobatan yang
terbaik dengan retinoic acid / tretinoin dengan basis berupa gel atau krim.
Namun seringkali dermatologist menggunakan campuran bahan aktif lainnya untuk
mempercepat penyembuhan. Efektifitas penggunaan retinoic acid atau tretinoin
tergantung dari memformulasikan bahan aktiifnya, jenis kulit dan diagnosa jenis
jerawat pada pasien. Pada kenyataannya tidak semua pasien dapat ditangani
menggunakan bahan aktif tersebut dan adakalanya mereka mengalami keratolisis
(pengelupasan kulit) dan skin rash (ruam). Kemungkinan kegagalan dalam
pengobatan menggunakan retinoic acid ada beberapa faktor penyebab diantaranya :
- Formula yang kurang tepat bagi masing-masing pasien
- Jenis kulit pasien yang berbeda-beda
- Pasien mengalami alergi atau sensitive terhadap preparat
bahan aktif
tersebut
Pada era tahun 1992 saya membuat formulasi obat jerawat
dosis ringan untuk mengatasi berbagai macam jenis jerawat. Meskipun dosisnya
ringan tetapi efektifitasnya sangat tinggi. Adapun bahan yang saya gunakan
adalah :
- Retinoic Acid :
0.025%
- Quaternium 73 : 2%
- Hydrolastan : 2%
- dl-Alpha Tocopherol : 1%
- Basis Gel
Hasil dari pemakaian gel anti acne tersebut menunjukan terjadi perubahan pada pasien setelah
pemakaian selama 3 hari dan terlihat signifikan pada hari ke 12. Dan pada
perkembangan selanjutnya kami juga membuat formulasi obat jerawat berbentuk
liquid / cair dengan pengembangan formulasi. Namun obat jerawat tersebut tidak
dijual di Indonesia tetapi kami distribusikan ke dermatologist di luar negeri.
Pada tahun 1992 tim riset kami tidak menggunakan bahan-bahan
seperti penzoyl peroxide, resorcinol, salicylic acid dan sulfur. Pada saat itu
bahan-bahan tersebut sudah kami anggap kuno meskipun hingga saat ini masih
banyak digunakan di Indonesia. Secara equipments, teknologi kami tidak modern
namun secara formulasi kami jauh melampaui formulasi kosmetik yang berkembang
di Indonesia.
|
Acne |
Selanjutnya tentang metode pengobatan jerawat menggunakan
bahan alami. Pengobatan alami dibuat bukan untuk menggantikan pengobatan medis
namun untuk digunakan sebagai metoda pengobatan yang berbeda prinsip yaitu
menggunakan bahan phytochemicals / fitokimia. Ini bukan kategori metoda
alternative karena formula ini berbasis ilmiah. Berikut bahan yang diperlukan :
Bahan untuk pemakaian
di wajah (Topikal) :
1. Lidah Buaya adalah bahan utama yang diperlukan dalam
setiap
formulasi kosmetik alami yang saya gunakan. Fungsinya sebagai
active
ingredients carrier, cell building properties
(sifat membangun sel-sel kulit),
anti mikrobial, pelembab dan
menstabilkan metabolisme kelenjar minyak.
2. Cengkeh, Mengandung polyphenol yang dapat membasmi
bakteri
dengan efektif dan cepat.
3. Sambiloto memiliki sifat anti peradangan dan pembasmi
bakteri
yang kuat dan efektif.
4. Daun Mimba berkhasiat sebagai anti jamur, anti bakteri
dan
anti virus yang mampu menghilangkan jerawat yang sulit
dihilangkan.
5. Bayam liar (Amaranthus Spinosus) fungsinya sebagai
pelembut kulit, anti oksidan dan anti inflamasi (Peradangan).
Dosis :
1. Lidah Buaya 1 batang besar diambil cairannya
2. Cengkeh 10 buah di tumbuk atau bisa gunakan yang sudah
menjadi
bubuk.
3. Daun Sambiloto bubuk 1 sendok teh. Bisa diperoleh di
supermarket
dalam bentuk bubuk
4. Daun Mimba 5 lembar di tumbuk diambil cairannya
5. Daun Bayam liar ditumbuk diambil cairannya
Cara membuat resep :
Bubuk sambiloto dan bubuk cengkeh dicampur lalu ditambahkan
dengan cairan yang diperoleh dari lidah buaya, daun mimba dan daun bayam liar.
Oleskan secara tipis dan merata keseluruh bagian wajah yang berjerawat, gunakan
pagi dan sore hari atau pagi dan sebelum tidur malam.
Catatan : Resep tersebut bahannya tidak bisa diganti dengan
bahan alternative lain karena keterkaitan fungsi dan interaksi dari
masing-masing senyawa yang saling mendukung.
Bahan untuk di minum
(Internal) :
1. Ketumbar ½ sendok
teh
2. Buah Bit 1 butir
Cara membuat resep :
Ketumbar ½ sendok teh diseduh dengan ½ cangkir air mendidih
lalu diamkan selama 15 menit. Setelah itu ambil airnya dan campur dengan buah bit yang sudah dibuat menjadi jus. Simpan dalam lemari pendingin dan
minumlah untuk 2 kali, pagi dan sore. Resep tersebut bisa di bagi 2 bagian
untuk pagi dan sore.